Posted by : muchamadsamiaji
Jumat, 27 Oktober 2017
KOMUNIKASI DESAIN VISUAL
Sejarah dan Pengertian Desain Komunikasi Visual
Desain komunikasi visual atau
lebih dikenal di kalangan civitas akademik di Indonesia dengan singkatan DKV
pada dasarnya merupakan istilah penggambaran untuk proses pengolahan media
dalam berkomunikasi mengenai pengungkapan ide atau penyampaian informasi yang
bisa terbaca atau terlihat. Desain Komunikasi Visual erat kaitannya dengan
penggunaan tanda-tanda (signs), gambar (drawing), lambang dan simbol, ilmu dalam penulisan
huruf (tipografi), ilustrasi dan warna yang kesemuanya berkaitan dengan indera
penglihatan.
Proses komunikasi disini melalui eksplorasi ide-ide dengan
penambahan gambar baik itu berupa foto, diagram dan lain-lain serta warna
selain penggunaan teks sehingga akan menghasilkan efek terhadap pihak yang
melihat. Efek yang dihasilkan tergantung dari tujuan yang ingin disampaikan
oleh penyampai pesan dan juga kemampuan dari penerima pesan untuk
menguraikannya.
Sejarah
Desain Komunikasi Visual
Sejak jaman pra-sejarah manusia telah mengenal dan
mempraktekkan komunikasi visual. Bentuk komunikasi visual pada jaman ini antara
lain adalah piktogram yang digunakan untuk menceritakan kejadian sehari-hari
pada Jaman Gua (Cave Age), bentuk lain adalah hieroglyphics yang digunakan oleh
bangsa Mesir. Kemudian seiring dengan kemajuan jaman dan keahlian manusia,
bentuk-bentuk ini beralih ke tulisan, contohnya prasasti, buku, dan lain-lain.
Dengan perkembangan kreatifitas manusia, bentuk tulisan ini berkembang lagi
menjadi bentuk-bentuk yang lebih menarik dan komunikatif, contohnya seni
panggung dan drama; seperti sendratari Ramayana, seni pewayangan yang masih
menjadi alat komunikasi yang sangat efektif hingga sekarang.
Sebagai suatu profesi, desain komunikasi visual baru
berkembang sekitar tahun 1950-an. Sebelum itu, jika seseorang hendak
menyampaikan atau mempromosikan sesuatu secara visual, maka ia harus
menggunakan jasa dari bermacam-macam “seniman spesialis”.
Spesialis-spesialis ini antara lain adalah visualizers (seniman visualisasi);
typographers (penata huruf), yang merencanakan dan mengerjakan teks secara
detil dan memberi instruksi kepada percetakan; illustrators, yang memproduksi
diagram dan sketsa dan lain-lain.
Dalam perkembangannya, desain komunikasi visual telah
melengkapi pekerjaan dari agen periklanan dan tidak hanya
mencakup periklanan, tetapi juga desain majalah dan surat kabar yang
menampilkan iklan tersebut.Desainer komunikasi visual telah menjadi bagian dari
kelompok dalam industri komunikasi – dunia periklanan, penerbitan majalah dan
surat kabar, pemasaran dan hubungan masyarakat (public relations).
Perbedaan Desain
Komunikasi Visual dan Seni Murni
Desain Komunikasi
Visual sebagai seni rupa terapan adalah bentuk seni yang penerapannya
berlaku secara umum dalam bentuk komunikasi visual. Sedangkan Seni
murni merupakan ekspresi jiwa yang bersifat individual, subjektif, dan
lebih ditujukan kepada kepuasan terhadap karya, bukan terhadap fungsi.
Hal itu lah yang membuat desain
komunikasi visual berbeda dengan seni murni. Sebuah karya seni lebih
bersifat ekspresif dan tidak punya tujuan secara umum. Seni bersifat individual
dan berorientasi kepada ekspresi dan kepuasan dari pembuatnya (seniman).
Sedangkan desain grafis berorientasi
kepada kegunaan atau fungsinya. Desain grafis yang baik akan dilihat dari
seberapa besar impact dari karya yang dihasilkannya.
Sebagai contoh,
coba bandingkan saja sebuah lukisan dengan sebuah poster. Lukisan tidak merayu
siapapun untuk melakukan apapun. Lukisan hanya menggambarkan sesuatu yang bisa
dinilai bebas dari berbagai sudut pandang. Namun berbeda dengan poster. Poster
ditujukan untuk menyampaikan suatu pesan kepada massa. Dan tingkat
keberhasilannya pun dilihat dari seberapa baik massa terpengaruh dengan poster
tersebut.
Kesimpulannya, sering sekali Desain Komunikasi Visual tampak
seperti Seni Murni dan begitu juga sebaliknya. Bahan dan teknik yang digunakan
juga hampir sama akan tetapi maksud dan tujuan masing-masingnya berbeda.
Penyebutan subjek ahlinya pun berbeda seorang yang ahli Seni Murni disebut Seniman
sementara orang yang ahli Desain Komunikasi Visual adalah Desainer. Seniman dan
desainer keduanya berusaha memecahkan problem visual, tetapi seniman murni
bertujuan lebih untuk memuaskan diri, sedangkan Desainer harus menggerakan
sekelompok orang untuk menghadiri suatu acara tertentu, mengikuti petunjuk,
memahami peta suatu lokasi atau membeli suatu produk.
Elemen-elemen
Desain Komunikasi Visual
a. Tata Letak Perwajahan (Layout)Pengertian layout
menurut Graphic Art Encyclopedia (1992:296) “Layout is arrangement of a book,
magazine, or other publication so that and illustration follow a desired
format”. Layout adalah merupakan pengaturan yang dilakukan pada buku, majalah,
atau bentuk publikasi lainnya, sehingga teks dan ilustrasi sesuai dengan bentuk
yang diharapkan.
b. Tipografi
Menurut Frank Jefkins (1997:248) tipografi merupakan:
“Seni memilih huruf, dari ratusan jumlah rancangan
atau desain jenis huruf yang tersedia, menggabungkannya dengan jenis huruf yang
berbeda, menggabungkan sejumlah kata yang sesuai dengan ruang yang tersedia,
dan menandai naskah untuk proses typesetting, menggunakan ketebalan dan ukuran
huruf yang berbeda.
c. Ilustrasi
Ilustrasi dalam karya desain komunikasi visual dibagi
menjadi dua, yaitu ilustrasi yang dihasilkan dengan tangan atau gambar dan
ilustrasi yang dihasilkan oleh kamera atau fotografi. Menurut Wirya (1999:32)
ilustrasi dapat mengungkapkan sesuatu secara lebih cepat dan lebih efektif
daripada tekas
d. Simbolisme
Simbolisme sangat efektif digunakan sebagai sarana
informasi untuk menjembatani perbedaan bahasa yang digunakan karena sifatnya
yang universal dibanding kata-kata atau bahasa. Bentuk yang lebihh kompleks dari
simbol adalah logo. Logo merupakan identifikasi dari sebuah perusahaan karena
logo harus mampu mencerminkan citra, tujuan, jenis, serta objektivitasnya agar
berbeda dari yang lainnya.
e. Warna
Warna merupakan elemen penting yang dapat mempengaruhi
sebuah desain. Pemilihan warna dan pengolahan atau penggabungan satu dengan
lainnya akan dapat memberikan suatu kesan atau image yang khas dan memiliki
karakter yang unik, karena setiap warna memiliki sifat yang berbeda-beda.
f. Animasi
Penggunaan unsur-unsur gerak atau disebut animasi
khususnya dalam multimedia akan menimbulkan kesan tersendiri bagi yang
melihatnya.
g. Suara
Suara merupakan elemen pentung pada desain komunikasi
visual .suara mempengaruhi bagus tidaknya suatu desain.
Sumber: